Pages

Tuesday, July 26, 2016

ANTARA DAESH DAN ISLAM

Adel Al - Jubeir
Menteri Luar Arab Saudi



 Adel Al - Jubeir
Menteri Luar Arab Saudi

ANTARA DAESH DAN ISLAM

Munich Security Conference

Saat diasak soalan oleh perwakilan dunia barat, response Menteri Luar Arab Saudi ini sangat terbaik dan mengemparkan dunia.

"Kamu dan King Abdullah pernah berkata tentang bagaimana Daesh (ISIS) tidak bersifat Islamik. Saya memetik ini dari sebuah artikel 'The Atlantic' yang kamu pasti kenal.

Realitinya ialah 'Islamik State' (IS) ialah Islamik. sangat Islamik. Betul bahawa ia telah menarik orang yang kurang siuman yang majoritinya drpd penduduk yang tidak puas hati di Timur Tengah dan Eropah tetapi ajaran agama yang dibawa oleh pengikutnya adalah dari tafsiran Islam yang benar.

Artikel ini kemudiannya mencadangkan agar kita merangka strategi menentang Daesh tanpa benar-benar faham siapa mereka.

Bolehkah anda memberi sedikit komen?"

Penjelasan dari Menteri Luar Arab Saudi

" Semua agama mempunyai orang-orang sesat dan tidak betul yang cuba untuk menghancurkannya (agama).
ISIS adalah se-Islamik, sepertimana KKK adalah Kristian. Bukankah mereka (KKK) mempunyai salib? Bukankah mereka (KKK) melakukan perkara di atas nama agama dan Kristian? Bukankah mereka {KKK} percaya yang Kristus memaksa mereka untuk membunuh manusia keturunan Afrika? Jadi bolehkah KKK dikategorikan sebagai sebuah organisasi Kristian?
Terdapat beberapa buah kumpulan lain yang hampir sama. Terdapat juga beberapa pembunuhan beramai-ramai yang dilakukan demi memastikan tiada bukan Kristian di sesebuah negara atau kawasan. Terdapat juga orang-orang seperti ini dalam fahaman Yahudi yang tiada kaitan langsung dengan Judaism. Di dalam fahaman Hindu juga terdapat orang-orang seperti ini yang tiada kaitan langsung dengan Hinduism.

Jadi untuk mengatakan bahawa Daesh itu bersifat Islamik ialah langsung tidak munasabah. Quran mengatakan...

         "Bagi kamu agama kamu dan bagiku agamaku"
         "dan kita bebas mengamalkannya"

Apakah contoh lebih baik untuk membuktikan sikap toleransi yang tinggi.
Ia telah dinyatakan di dalam ajaran Islam bahawa...

         "Sesiapa yang membunuh seorang yang tidak bersalah
          diibaratkan seperti membunuh seluruh umat manusia"

         "Dan sesiapa yang menyelamatkan seorang yang tidak
          bersalah diibaratkan seperti menyelamatkan seluruh
          umat manusia."

Apakah contoh lain yang melambangkan belas kasihan selain ini? Jadi jika kamu kaitkan apa yang Daesh lakukan dan menyatakan bahawa ia tertulis di dalam kitab (Al Quran).
Bukankah pembalasan setimpal dinyatakan di dalam Old Testament? Jikalau seseorang melakukan perkara itu hari ini adakah anda melabelkan dia sebagai Kristian?

Jadi saya asyik memperingatkan orang ramai kerana ia merupakan satu trend kini untuk mengaitkan sesuatu dengan Daesh atau Islam.

Sejarah Islam telah mengekalkan sejarah Greek dan Rome dan memperkenalkannya kepada pihak belah Barat.
Tamaddun Barat tidak akan wujud tanpa Tamaddun Islam Arab. Tamaddun Islam dan Tamaddun Islam Arab bertanggungjawab menghubungkan China dan Eropah, Jadi, ia sejagat. Inilah yang saya maksudkan tadi dengan Tamaddun perantaraan.

Jadi jika Islam tidak bertoleransi dan Daish melambangkan Islam, adakah Islam akan mengekalkan Aristotle dan Socrates dan kemudian memperkenalkannya kepada pihak Barat? Adakah Islam akan menghubungkan Tamaddun Barat dan Timur?

Tentulah tidak!

Dengan itu, saya menggesa anda semua untuk berhati-hati apabila melakukan generalisasi terhadap sesuatu yang tiada asas.

Terima kasih!


Haruskah Berpegang pada 1 Madzhab?

TANYA: Apakah dalam menjalankan Syariat agama Islam kita harus menganut satu mazhab tertentu dengan konsisten?
Jawab: Dikutip dari rumahfiqih.com, Allah SWT dan Rasulullah SAW tidak pernah mewajibkan kita untuk berpegang kepada satu pendapat saja dari pendapat yang telah diberikan ulama. Bahkan para shahabat Rasulullah SAW dahulu pun tidak pernah diperintahkan oleh beliau untuk merujuk kepada pendapat salah satu dari shahabat bila mereka mendapatkan masalah agama.
Maka tidak pada tempatnya bila kita saat ini membuat kotak-kotak sendiri dan mengatakan bahwa setiap orang harus berpegang teguh pada satu pendapat saja dan tidak boleh berpindah mazhab. Bahkan pada hakikatnya, setiap mazhab besar yang ada itupun sering berganti pendapat juga.
Lihatlah bagaimana dahulu Al-Imam Asy-Syafi’i merevisi mazhab qadim-nya dengan mazhab jadid. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang masih menggantungkan pendapat kepada masukan dari orang lain. Misalnya ungkapan paling masyhur dari mereka adalah:”Apabila suatu hadits itu shahih, maka menjadi mazhabku.”
Itu berarti seorang imam bisa saja tawaqquf (belum berpendadapat) atau memberikan peluang berubahnya fatwa bila terbukti ada dalil yang lebih kuat. Maka perubahan pendapat dalam mazhab itu sangat mungkin terjadi. Bila di dalam sebuah mazhab bisa dimungkinkan terjadinya perubahan fatwa, maka hal itu juga bermakna bahwa bisa saja seorang berpindah pendapat dari satu kepada yang lainnya.
Memang ada sedikit perbedaan pendapat di antara para fuqoha tentang masalah keharusan perpegang hanya pada satu mazhab.Secara garis besar, kira-kira demikian:
1. Pendapat Pertama: Wajib berpegang pada satu mazhab saja.
Pendapat mereka berangkat dari pemikiran bahwa imam mazhab telah memiliki metodologi tersendiri dalam membangun mazhab. Dan semua pendapatnya itu berangkat dari metodologi yang telah disusunnya, bukan sekedar pendapat yang bermunculan secara tiba-tiba.
Dengan demikian maka pendapat-pendapat yang bersumber dari satu mazhab tertentu lahir dari sebuah proses yang teratur dan memiliki pola istimbath yang konsisten. Sehingga bila berpindah-pindah mazhab akan mengakibatkan ketidak-konsistenan dalam metodologi. Menurut pendukung pendapat ini, seseorang harus konsisten dalam metodologi mazhab.
2. Pendapat kedua: Tidak wajib untuk bertaqlid kepada satu mazhab sana.
Menurut para pendukung pendapat ini, seseorang boleh mengikuti pendapat yang berbeda dari beragam mazhab. Karena tidak ada perintah untuk berpegang tegus kepada satu orang mujtahid saja.
Ketika seseorang bermazhab tertentu seperti Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi`iyyah atau pun Al-Hanabilah, maka pada suautu masalah tertentu boleh saja dia tidak sepakat dengan pendapat mazhabnya. Hal seperti itu lazim terjadi dan sama sekali tidak ada larangan.
Allah sendiri tidak pernah mewajibkan seseorang untuk betaqlid pada mujtahid tertentu. Kalaupun ada perintah, maka Allah memerintahkan seseorang untuk bertanya kepada ahli ilmu secara umum. Allah berfirman:
Maka bertanyalah kepada ahli ilmu bila kamu tidak mengerti
(QS. Al-Anbiya`: 7)
Selain itu berpegang hanya pada satu mazhab saja tanpa dibolehkan melihat kepada mazhab lainnya merupakan sebuah kesempitan dan kesuilitan. Padahal adanya mazhab sebenarnya merupakan rahmat dan nikmat.
Apalagi di zaman yang semakin berkembang ini di mana bisa saja pandangan dari suatu mazhab menjadi kurang tepat untuk diterapkan lagi, sedangkan pandangan dari mazhab lain yang dulu kurang populer justru lebih terasa mengena di zaman ini. Karena itulah maka pendapat kedua ini nampaknya lebih tepat dan juga pendapat inilah yang disepakati oleh jumhur ulama.
Belajar Fiqh dengan Satu Mazhab atau Banyak Mazhab
Pada dasarnya hampir semua pengajaran masalah fiqih pada tingkat dasar, merupaka nkelaziman bila yang diajarkan hanya satu mazhab saja. Misalnya, ilmu fiqih yang diajarkan di banyak pesantren, madrasah, jamaah pengajian, majelis taklim dan lainnya, umumnya mengajarkan fiqih dengan satu mazhab saja.
Keunggulannya, pelajaran itu jadi lebih praktis, cepat, efisien dan aplikatif. Karena belum lagi bicara tentang perbadaan pendapat di kalangan ulama. Sehingga tidak menimbulkan kebingungan buat mereka yang masih baru belajar.
Justru yang sangat jarang diberikan adalah ilmu fiqih dalam bentuk perbandingan mazhab. Metode ini nyaris boleh dibilang tidak pernah disampaikan di pesantren tradisional, pengajian atau majelis taklim. Sebab selain kekurangan referensi, kita pun kekuranan tenagaahli fiqih yang menguasai fiqih perbandingan mazhab. Selain itu, metode ini hanya cocok buat mereka yang sudah berada pada level lanjutan.
Namun metode pengajaran fiqih dengan langsung membahas perbandingan dan perbedaan pendapat, juga punya keunggulan. Misalnya, masyarakat jadi tahu bahwa teknis ibadah itu ternyata bukan hanya satu versi, melainkan ada banyak versi. Selain itu, bila suatu ketika berhadapan dengan saudara-saudara muslim dari mazhab lain yang kebetulan berbeda teknis ibadahnya, sudah tidak asing lagi dan malah semakin erat hubungannya. Sehingga potensi perpecahan umat justru bisa diredam, karena masing-masing sudah punya wawasan tentang perbedaan masing-masing mazhab.
Buat mereka yang baru saja mengenal ilmu fiqih, seperti anak sekolah atau masyarakat awam, belajar fiqih dengan satu mazhab memang lebih tepat. Sebaliknya, buat tingkat lanjutan, belajar fiqih dengan perbandingan mazhab bisa menambah wawasan.

Monday, July 18, 2016

10 jenis makanan yg dikatakan sihat selama ini perlu dielak

10 jenis makanan yg dikatakan sihat selama ini perlu dielak... Kerana pada hakikatnya ia boleh menyebabkan penyakit degeneratif zaman moden...
1. Majerin @ HVO..
2.Minyak sayuran refined RBD...
3. Jus buah GMO yg diproses dgn bhn aditif makanan gula putih, pemanis, tiruan, HFCS, pewarna, perisa, .. 4. Pemanis tiruan..
5. Garam putih refined..
6. Daging lembu non grass-fed, GMO, hormon, vaksin...
7. Susu lembu steril dan pasteurized yg GMO, hormon, vaksin...
8. Pop corn di pasaran...

dan seterusnya sila klik link di bawah....

https://draxe.com/health-foods-you-should-never-eat/

Lelaki wajib tahu perkara ni.

Jika bercerai, dan isteri dalam iddah Talak Raj'ie (talak 1 dan 2). Suami masih WAJIB bagi nafkah tempat tinggal, makan minum dan pakaian. Habis iddah barulah tiada lagi tanggungjawab tu.

Cuma untuk iddah Talak Bain (talak 3), nafkahnya hanyalah tempat tinggal sahaja, kata ulama.
Meskipun tanggungjawab pada isteri sudah tiada tanggungan, tapi tanggungjawab pd anak2 WAJIB seperti biasa.

Suami yg mengabaikan perkara ini berdosa besar dan dilaknat oleh Allah. Betapa Allah menjaga kebajikan rumahtangga dalam Islam.

Namun hari ini, mereka yg bercerai, terus dihalau dr rumah suami. Walhal suami yg kena keluar kerana masih WAJIB MEMBERIKAN TEMPAT PERLINDUNGAN pd isteri yg ditalak dan dalam iddah.

Mertua/mak ayah pun ramai dok tahu.. Biar je menantu yg kena cerai tu balik, siap halau pun ada.
Nak benci yg dicerai silakan, tp bahagian syariah terlebih wajib kena patuh.

Dan isteri yg dicerai sekalipun, jika MASIH dlm iddah masih WAJIB TAAT pd suami selagi mana tidak menyalahi syarak. Dan jika suami larang keluar rumah, HARAM, NUSYUZ dan DILAKNAT jika mengingkari.

MENYESALNYA AKU

Iskandar Zulkarnain dan tenteranya terpaksa mengharungi terowong yang panjang dan gelap. Tiada api dan cahaya. Di tengah-tengah perjalanan, mereka terpijak batu-batu yang begitu banyak bertaburan. Ada orang berkata, terowong ini kaya dengan emas dan berlian. Apa lagi, ada yang mula mengutip batu-batu tersebut hingga penuh tangan. Ada yang gunakan baju untuk dijadikan pemegang batu-batu. Ada juga yang tidak percaya dan tidak mengutip apa-apa pun.

Setelah sekian lama berjalan dalam gelap, ada di antara mereka merasa letih lalu melepaskan batu-batu yang mereka bawa. Akhirnya mereka mula nampak di hujung terowong. Dalam samar-samar mereka telah lihat, batu-batu yang mereka bawa adalah betul-betul emas dan berlian. Ada yang minta kebenaran dari Iskandar Zulkarnain untuk berpatah balik ke tengah terowong. Tapi tak dibenarkan.

Bila mereka keluar dari terowong, maka penyesalan yang amat hebat terasa oleh tentera-tentera Iskandar.

Semua menyesal. Tiada yang tak *menyesal.*

1. Paling menyesal ialah yang tidak percaya langsung. Tiada langsung emas berlian yang dibawa walaupun sudah mempunyai peluang.

2. Yang bawa sikit pun menyesal. "Kenapalah aku bawa penuh tangan je. Patut tadi aku gunakan baju, kain dan sebagainya untuk angkut emas dan berlian tu."

3. Yang bawa penuh baju pun menyesal. Aku patut pinjam kain-kain dari orang lain. Aku patut gunakan mulut untuk angkut emas dan berlian-berlian tu.

4. Yang paling menyesal juga yang mula-mulanya percaya. Tapi separuh jalan lepaskan batu-batu kerana tidak yakin, kerana letih dan malas.

Begitulah *gambaran penyesalan* kita bila sampai ke alam akhirat. Semua menyesal. Tiada yang terkecuali. Ketika sakaratul maut, kita akan di nampakkan gambaran di mana nasib kita di akhirat. Ketika itu roh kita meronta-ronta tidak mahu meninggalkan dunia jikalau gambaran yang tidak baik ditunjukkan. Seperti mereka yang meronta-ronta untuk balik ke tengah terowong dan minta kebenaran untuk balik semula. Tapi bila roh di halqom, ternyata sudah terlambat.

Bila sampai di akhirat, semua orang akan menyesal. Yang soleh dan solehah menyesal kerana masa yang berlalu tanpa dimanafaatkan untuk meningkatkan amal ibadat supaya dapat darjat yang lebih tinggi. Yang kadang-kadang soleh kadang kadang menentang Allah lagilah menyesal. Ada amalan. Tapi sikit. Dosa menimbun.

Orang-orang kafirlah yang paling menyesal. Terutama mereka yang dah sampai seru, faham pasal Islam, tapi pilih untuk tidak beriman kerana ego, pangkat dan harta dan sebagainya. Orang yang asalnya Islam tapi meninggalkan agama lagilah menyesal. Seperti mereka yang mula-mula kutip batu, tapi lepaskan. Di akhirat nanti merekalah yang paling menyesal.

Itulah gambaran penyesalan di akhirat. Diceritakan penyesalan mereka dalam Surah As-Sajadah. Ahli Neraka merayu pada Allah, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya kami telah lihat dan dengar kedahsyatan akhirat, kembalikanlah kami ke dunia untuk beramal soleh, sesungguhnya kami telah benar-benar yakin."

Wednesday, July 13, 2016

9 HUJAH MEMBERSIHKAN NAMA NABI DAWUD AS

Oleh: Abdullah Bukhari bin Abdul Rahim.
Nota Kelas Tafsir Dhuha (Sad[38:16-20]) di Masjid Ibnu Sina, Taman Tasik Titiwangsa, Kuala Lumpur pada 12 Julai 2016. Isu utamanya adalah bagaimana al-Quran membersihkan nama nabi Dawud AS dari tuduhan merampas isteri orang.
“Aku memang jahat atau banyak dosa, tapi jangan berani tuduh aku cuba merampas isteri orang!”
Itu pastinya jawapan yang keluar dari mulut seorang lelaki yang banyak membuat onar dalam masyarakat. Tuduhan merampas isteri orang ternyata sangat besar dan keji. Manusia yang sanggup melakukan perkara itu tidak layak lagi digelar manusia mulia. Oleh itu, sangat tidak logik jika tuduhan atau cerita sebegini cuba disandarkan kepada seorang nabi mulia yang banyak dipuji Allah dalam al-Quran. Bukan setakat itu, Rasulullah SAW juga mengajar kita agar sentiasa mencontohi nabi Dawud AS dalam banyak sisi. Sabda Baginda:
أَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا وَأَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى اللَّهِ صَلَاةُ دَاوُدَ كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ
Ertinya: Ibadah puasa yang paling disukai Allah adalah puasa nabi Dawud, baginda berpuasa seharu dan berbuka sehari. Dan solat yang paling disukai Allah juga adalah solat nabi Dawud, baginda tidur ½ malam kemudian bangun bersolat pada 1/3 malam dan tidur kembali pada 1/6 yang berbaki (Sahih al-Bukhari & Muslim).
Bukan setakat kualiti ibadat, kehebatan doa nabi Dawud AS turut dipuji oleh Rasulullah SAW:
كَانَ مِنْ دُعَاءِ دَاوُدَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَالْعَمَلَ الَّذِي يُبَلِّغُنِي حُبَّكَ اللَّهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي وَأَهْلِي وَمِنْ الْمَاءِ الْبَارِدِ قَالَ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ذَكَرَ دَاوُدَ يُحَدِّثُ عَنْهُ قَالَ كَانَ أَعْبَدَ الْبَشَرِ
Ertinya: Antara doa nabi Dawud adalah: “Ya Allah! Aku mohon cintaMu, cinta orang yang mencintaiMu dan amalan yang boleh menyampaikan aku kepada cintaMu. Ya Allah! Jadikan cintaMu lebih aku cintai dari diriku, keluargaku dan dari "AIR YANG SANGAT SEJUK." Abu Darda’ juga menyebut: “Setiap kali menyebut perihal nabi Dawud, Rasulullah SAW akan mengatakan bahawa baginda (nabi Dawud) adalah manusia yang paling kuat beribadat (pada zamannya) (Sunan al-Tirmidhi).
Mengapa nota Tafsir ini begitu tegas mempertahankan nabi Dawud AS? Apa kisahnya? Isu ini meletus ketika kami berbincang tentang sebuah riwayat palsu yang cuba disandarkan kepada Tafsiran surah Sad ayat 21 -25.
Riwayat tersebut menceritakan pada suatu hari nabi Dawud AS terpandang seorang wanita sedang mandi. Wanita itu adalah isteri Uria iaitu seorang panglima perang dalam tentera baginda. Bagi merampas wanita itu, baginda menghantar Uria ke dalam beberapa buah perang dengan harapan Uria akan mati. Setelah Uria hilang dan dianggap mati, nabi Dawud berkahwin dengan isterinya bagi menggenapkan angka isteri baginda kepada 100 orang. Akibat perbuatan ini, Allah menghantar 2 malaikat menyamar dalam rupa manusia dan bertanyakan perihal perebutan kambing yang menjadi sindiran kepada baginda tentang jenayah merampas isteri orang. Setelah sedar dari kesalahannya, nabi Dawud AS lantas sujud bertaubat kepada Allah. Kisah ini disebut dalam sesetengah kitab Tafsir al-Quran.
Akal yang sihat pasti dapat mencium betapa cerita jahat ini adalah palsu dan wajib dikuburkan tanpa nesan. Ketika mengulas kisah karut ini, Imam al-Razi memberikan hujah akli yang sangat tajam, iaitu:
1) Jika kerakusan ini disandarkan kepada seorang manusia yang paling jahat sekalipun, dia akan bermatian menafikannya demi mempertahankan maruahnya. Oleh itu sangat mustahil ia disandarkan kepada seorang nabi.
2) Jika kisah ini diterima sekalipun, kesudahannya akan berakhir kepada 2 perkara yang sangat jahat iaitu (1) cubaan membunuh manusia yang tidak berdosa dan, (2) cubaan merampas isteri orang. (Tafsir al-Razi).
Inilah bahana dan bahaya sesetengah riwayat Isra’iliyyat. Yang cantik jadi huduh, yang mulia dipamerkan hina, yang soleh ditonjolkan jahat. Bagi menghalalkan kisah karut sebegini, sesetengah riwayat Isra’iliyyat direncahkan dengan sedikit pengajaran serta keinsafan pada hujungnya. Ayat popular yang sering dijadikan “logo halal” untuk penyebaran kisah sebegini adalah “TAK MENGAPA! INI UNTUK PENGAJARAN.”
Sebenarnya, ayat dari pangkal kisah baginda dalam surah ini sudah mempunyai hujah kukuh dari Allah untuk membersihkan nama baginda AS. Ayuh mari kita terokai 9 kualiti istimewa baginda yang sudah dinyatakan Allah dalam ayat ini:
اصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُودَ ذَا الْأَيْدِ إِنَّهُ أَوَّابٌ (17) إِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِشْرَاقِ (18) وَالطَّيْرَ مَحْشُورَةً كُلٌّ لَهُ أَوَّابٌ (19) وَشَدَدْنَا مُلْكَهُ وَآَتَيْنَاهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ الْخِطَابِ (20)
Ertinya: Bersabarlah (wahai Muhammad) terhadap apa sahaja yang mereka katakan, dan ingatlah akan (1) hamba Kami Nabi Daud (2- yang juga penyabar), (3) yang mempunyai kekuatan (dalam pegangan ugamanya); sesungguhnya dia (4) sentiasa rujuk kembali (kepada Kami dengan mematuhi perintah Kami). Sesungguhnya Kami telah mudahkan (5) gunung-ganang turut bertasbih memuji Kami bersamanya; pada waktu petang dan ketika terbit matahari. Dan (Kami mudahkan juga) (6) unggas turut berhimpun (untuk bertasbih memuji Kami bersamanya); setiap satunya mengulangi tasbih masing-masing menurutnya. Dan Kami (7) kuatkan kerajaannya, serta Kami kurniakan kepadanya (8) hikmah kebijaksanaan dan (9) kepetahan berbicara serta kemampuan memberi keputusan yang adil lagi tepat (dalam menjalankan hukum dan menjatuhkan hukuman) (Sad [38:17-20]).
9 kualiti nabi Dawud AS adalah:
1) Sangat penyabar dalam melaksanakan segala arahan serta meninggalkan segala larangan Allah. Pangkal ayat di atas mengarahkan Rasulullah agar bersabar dalam dakwah seperti nabi Dawud. Mana mungkin Rasulullah SAW sebagai Rasul terbaik diarahkan Allah mencontohi sifat sabar Dawud jika nabi Dawud sendiri tidak mampu sabar menahan diri dari merampas isteri orang?
2) Digelar sebagai “HAMBA KAMI.” Perlu difahami, apabila Allah memanggil seseorang dalam al-Quran sebagai “HAMBA” ia menunjukkan ketinggian darjat manusia tersebut yang sanggup mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah. Panggilan ini dimanjakan Allah kepada ramai manusia pilihan seperti Rasulullah SAW (al-Isra’[17:1]), Khidir (al-Kahfi [18:65]), nabi Isa AS (Maryam[19:30]), dan para malaikat (al-Zukhruf [43:19]). Mana mungkin manusia yang mendapat gelaran paling mulia sebegini boleh terfikir melakukan sesuatu jenayah yang bakal menimbulkan kemurkaan Allah.
3) Mempunyai kekuatan melaksanakan segala perintah agama. Hanya manusia yang benar-benar soleh sanggup melaksanakan urusan dan arahan agama.
4) Sentiasa kembali atau merujuk kepada arahan Allah dalam segala tindakan. Pastinya baginda sangat patuh kepada Allah yang melarang perbuatan zalim seperti cubaan merampas isteri orang.
5) & 6) Dikurniakan mukjizat kebersamaan gunung serta burung yang turut bertasbih bersama baginda. Ini adalah suatu mukjizat yang sangat hebat dan bukan semua manusia mendapat kemuliaan mukjizat sebegini, lalu sangat mustahil kelebihan ini diberikan kepada seorang manusia jahat perampas isteri orang.
7) Pengukuhan kerajaan baginda sebagai alat bantu menegakkan syariat Allah. Mana mungkin seorang nabi yang dianugerahi kuasa menegakkan syariat Allah menjadi orang pertama merosakkan syariat tersebut.
8) Kurniaan hikmah. Perkataan hikmah mempunyai banyak maksud antaranya pangkat kenabian, pengetahuan mendalam tentang rahsia agama dan kebijaksaan dalam sebarang tindakan. Hikmah tertinggi yang Allah anugerahkan kepada seorang manusia adalah pangkat kenabian. Pangkat ini pastinya dianugerahi kepada manusia yang paling soleh dan bukannya perampas isteri orang.
9) Kepetahan bicara serta kemampuan memberi keputusan yang adil lagi tepat dalam sebarang kes yang dirujuk kepada baginda. Sebagai hakim, baginda sangat adil dan jauh dari sifat zalim, lalu mana mungkin insan hebat lagi adil seperti baginda boleh berlaku zalim merancang plot membunuh seorang manusia tak bersalah demi merampas isterinya.
Pesan saya, jagalah lidah dan tanggapan kita terhadap para nabi dan Rasul. Mereka adalah manusia pilihan Allah. Usahlah sedap bercerita sehingga merosakkan nama serta kredibiliti para nabi. Semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua.

Monday, July 11, 2016

BAYAN HIDAYAH JIHAD NABI SAW

Dari Abdurrahman bin A'id ra, dia berkata adalah Nabi SAW apabila hendak mengirim rombongan jihad, maka beliau memberi nasehat, bersikap lemah lembut dan sayanglah kepada org-org, jgn menyerang mereka sebelum kalian BERDAKWAH kpd mereka dan jgn lah menghancurkan rumah-rumah mereka, jgn biarkan satu org penghuni rumah pun yg ada di kota-kota maupun di desa-desa, kecuali kalian membawa mereka kehadapanku dlm keadaan muslim, karena yg demikian itu lebih aku sukai dari pada kalian datang padaku dgn membawa isteri-isteri dan anak-anak mereka setelah kalian membunuh suami-suami mereka. (HR. Ibnu mandah dan Ibnu Asakir dlm kitab kanz).
Dari Buraidah ra, dia menceritakan, adalah Nabi SAW apabila mengirim rombongan jihad, maka Beliau SAW memberi nasehat kepada amir rombongan mereka supaya menjaga ketakwaan dirinya kpd Allah SWT dan berlaku baik kpd org- org islam yg di bawah pimpinanya.
Beliau juga berpesan kpd amir romongan, apabila engkau bertemu dgn musuhmu org-org musyrik, maka ajaklah mereka kpd salah satu dari tiga perkara, jika mereka menerima salah satu dari tiga pilihan yg engkau ajukan, maka terimalah pilihan mereka dan tahanlah serangan kepada mereka.
1. Ajaklah mereka utk memeluk islam, jika mereka menerima, maka terimalah keislaman mereka dan jgn lah menyerang mereka.
2. Ajaklah mereka utk meninggalkan kampung halaman mereka dan tinggal di perkampungan kaum muhajirin, lalu beritahu kepada mereka bahwa apabila mereka melakukan yg demikian, maka mereka memperoleh perlakuan yg sama dan hak yg sama dgn kewajiban kaum muhajirin. Tetapi apabila mereka menolak dan lebih suka tinggal ditempat mereka sendiri, maka katakan kpd mereka bahwa mereka akan diperlakukan seperti org-org islam badwi, dan berlakulah keatas mereka hukum Allah seperti yg berlaku atas org-org mukmin umumnya, yakni mereka tdk akan mendapat bagian dari harta rampasan perang, kecuali jika mereka ikut berjihad bersama kaum muslimin.
3. Jika mereka tdk mau menerima tawaran yg kedua, maka perintahkanlah kpd mereka supaya membayar jizyah, jika mereka bersedia, maka terimalah dan jgn lah engkau menyerang mereka. Tetapi jika meraka menolak, maka mintalah bantuan kpd Allah dan perangilah mereka.
Apabila engkau telah mengepung mereka dlm sebuah benteng, lalu mereka memintamu utk memberlakukan hukum Allah atas mereka, maka jgn engkau penuhi permintaan tsb, karena kalian tdk mengetahui hukum apa yg akan ditetapkan Allah atas mereka. Akan tetapi berlakukanlah kepada mereka hukum kebijaksaan kalian, kemudian putuskanlah perkara mereka setelah itu menurut kebijaksanaan yg kalian kehendaki. (HR. Abu Daud).
Hari ini kita fikirnya adalah menghadapi ummat yang tidak beriman ini sebagai musuh Allah. Sehingga timbul dalam diri kita keinginan untuk memerangi atau membunuh mereka semua. Padahal untuk menjadikan seseorang itu sebagai musuh agama, kita berkewajiban untuk mendakwahi mereka dulu.
Kalau mereka yang didakwahi tidak mau turut dengan perintah Allah, itupun boleh kita perangi setelah mereka menghalangi agama Allah dan membuat makar atas ummat islam. Dan kalaupun berperang, itupun harus dengan adab-adab perang yang dicontohkan oleh Nabi SAW.
Di dalam perjalanan hidup Nabi SAW tidak pernah Nabi SAW ini membenci seseorang kecuali daripadakekafirannya atau keyakinannya atau cara hidupnya,inilah yang Nabi SAW benci bukan individunya.
Tdk ada Nabi yg diutus oleh Allah SWT utk langsung membunuh org kafir dan membunuh para ahli maksiat, melainkan seluruh Nabi membuat USAHA DAKWAH dgn lemah lembut, hikmah dan kasih sayang terlebih dahulu.
Bersedia semua buat dakwah dgn lemah lembut, hikmah dan kasih sayang. Insya Allah........

Sunday, July 10, 2016

Hujah imam hanafi dgn addahri dr Kitab Darus Samin

Soalan Pertama
Atheis: “Pada zaman bilakah Tuhan kamu dilahirkan?”
Pemuda tersebut tersenyum lalu menjawab: “Allah Taala tidaklah sesuatu yang dilahirkan. Jika Dia dilahirkan sudah tentu Dia punya bapa, Allah juga tidak melahirkan. Jika Dia melahirkan maka sudah tentu Dia punya anak.”

Soalan Kedua
Atheis: “Kalau begitu, bilakah pula Tuhan kamu wujud?”
Pemuda itu seraya menjawab: “Allah Taala itu wujud sebelum adanya zaman, sedangkan zaman itu sendiri adalah ciptaanNya, mana mungkin pencipta wujud selepas makhluk ciptaanNya.”

Soalan Ketiga
Atheis: “Cuba kamu berikan kepada kami sedikit gambaran tentang kewujudan Tuhan kamu yang tiada permulaan ini. Bagaimana mungkin sesuatu itu ada tanpa ada permulaannya?”
Pemuda itu menjawab: “Kamu pandai mengira?”
Kelompok Atheis itu menjawab: “Tentu sekali kami pandai mengira.”
Pemuda itu meneruskan ucapannya: “Bolehkah kamu beritahu aku apakah nombor sebelum nombor empat (4)?”
Atheis: “Nombor 3″
Pemuda: “Nombor sebelum 3?”
Atheis: “Nombor 2″
Pemuda: “Nombor sebelum 2?”
Atheis: “Nombor 1″
Pemuda: “Nombor sebelum 1?”
Atheis: “Tiada”
Pemuda itu tersenyum lalu memberikan penerangan: “Nah, kamu sendiri mengakui bahawa nombor 1 sebelumnya tiada mulanya. Nombor yang merupakan ciptaan Allah ini sendiri kamu akui bahawa tiada permulaan baginya. Apatah lagi pencipta kepada nombor itu sendiri?”
Terpinga-pinga kelompok Atheis tersebut dengan jawapan yang padat dan bernas daripada pemuda itu. Ternyata mereka silap perkiraan bila mana berhadapan dengan anak muda ini. Pada mulanya mereka merasakan bahawa anak muda ini mudah dikalahkan, namun telahan mereka ternyata menyeleweng. Mereka perlu lebih berhati-hati.

Soalan Keempat
Atheis: “Tahniah anak muda di atas jawapanmu sebentar tadi. Jangan sangka kamu berada di dalam keadaan yang selesa. Baik, tolong kamu terangkan kepada kami, pada bahagian manakah Tuhan kamu mengadap?”
Pemuda itu menjawab: “Jika aku bawa sebuah pelita yang dicucuh dengan api ke sebuah tempat yang gelap, pada arah manakah cahaya pada api tersebut mengadap?”
Kelompok Atheis menjawab: “Cahaya itu tentulah akan menerangi keseluruhan arah.”
Pemuda itu berkata: “Jika cahaya yang diciptakanNya itu pun kamu semua tidak mampu menerangkan pada arah manakah ia mengadap, inikan pula Sang Pemilik Cahaya langit dan bumi ini sendiri?”
Kesemua hadirin yang mendengar jawapan daripada pemuda itu bersorak kegembiraan. Kagum mereka dengan kepetahan anak muda itu.

Soalan Kelima
Atheis: “Bolehkah kamu terangkan kepada kami, bagaimana zat Tuhan kamu? Adakah ianya keras seperti besi? Atau jenis yang mengalir lembut seperti air? Atau ianya jenis seperti debu dan asap?”
Pemuda itu sekali lagi tersenyum. Beliau menarik nafas panjang lalu menghelanya perlahan-lahan. Lucu sekali mendengar persoalan kelompok Atheis ini. Orang ramai tertunggu-tunggu penuh debaran apakah jawapan yang akan diberikan oleh pemuda itu.
Pemuda itu menjawab: “Kamu semua tentu pernah duduk disebelah orang yang sakit hampir mati bukan?”
Atheis menjawab: “Tentu sekali.”
Pemuda itu meneruskan: “Bila mana orang sakit tadi mati, bolehkah kamu bercakap dengannya?”
Atheis menjawab: “Bagaimana mungkin kami bercakap dengan seseorang yang telah mati?”
Pemuda itu meneruskan: “Sebelum dia mati kamu boleh bercakap-cakap dengannya, namun selepas dia mati, terus jasadnya tidak bergerak dan tidak boleh bercakap lagi. Apa yang terjadi sebenarnya?”
Kelompok Atheis tertawa lalu memberikan jawapan: “Adakah soalan seperti ini kamu tanyakan kepada kami wahai anak muda? Tentu sekali seseorang yang mati itu tidak boleh bercakap dan bergerak . Ini kerana rohnya telah terpisah daripada jasadnya.”
Pemuda itu tersenyum mendengar jawapan mereka lalu berkata: “Baik, kamu mengatakan bahawa rohnya telah terpisah daripada jasadnya bukan? Bolehkah kamu sifatkan kepada aku sekarang,bagaimanakah bentuk roh tersebut. Adakah ianya keras seperti besi, atau ianya mengalir lembut seperti air atau ianya seperti asap dan debu yang berterbangan?”
Tertunduk kesemua Atheis tersebut bila mana mendengar persoalan pemuda bijak tersebut. Ternyata olokan mereka sebentar tadi kembali
tertimpa ke atas mereka.
Kelompok Atheis menjawab dengan keadaan penuh malu: “Maaf, tentu sekali kami tidak dapat mengetahui bagaimana bentuknya.”
Pemuda itu lalu meneruskan bicaranya: “Jika makhluknya seperti roh itu pun kamu tidak mampu untuk menerangkannya kepada aku, bagaimana mungkin kamu ingin menyuruh aku menerangkan bagaimana bentuk Tuhan Pemilik Roh serta sekalian alam ini?”

Soalan Keenam
Atheis: “Di manakah Tuhan kamu duduk sekarang?”
Pemuda itu kembali bertanyakan soalan kepada mereka: “Jika kamu membancuh susu, tentu sekali kamu mengetahui bahawa di dalam susu tersebut ada terdapat lemak bukan? Bolehkah kamu terangkan kepada saya, dimanakah tempatnya lemak tersebut berada?”
Kelompok Atheis menjawab: “Kami tidak dapat menerangkan kepadamu dengan tepat kedudukan lemak di dalam susu tersebut. Ini kerana lemak itu mengambil keseluruhan bahagian susu tersebut.”
Pemuda itu seraya berkata: “Kamu sendiri lemah di dalam memberikan jawapan terhadap persoalan aku sebentar tadi. Jika lemak di dalam susu pun tiada tempat yang khusus baginya, masakan pula kamu ingin mengatakan bahawa Tuhan Pemilik Arasy itu ada tempat duduk khusus bagiNya? Sungguh aku pelik dengan persoalan-persoalan kamu ini.”

Soalan Ketujuh
Atheis: “Kami pelik bagaimana jika masuk ke dalam syurga ada permulaannya (iaitu selepas dihisab oleh Allah Taala di padang Mahsyar) namun bila mana sudah berada di dalamnya maka tiada lagi pengakhirannya (maksudnya tiada kesudahannya dan akan selama-lamanya di dalam syurga)?”
Pemuda itu tersenyum lagi lalu menjawab: “Mengapa kamu pelik dengan perkara tersebut. Cuba kamu lihat pada nombor. Ianya bermula dengan nombor satu bukan? Namun bolehkah kamu terangkan kepada aku apakah nombor yang terakhir di dalam senarai nombor?”
Terkelu kelompok Atheis ini untuk memberikan jawapan. Tentu sekali nombor tiada kesudahannya. Pemuda itu tersenyum melihat kelompok Atheis ini terkebil-kebil tidak mampu memberikan jawapan.
Kemudian beliau menyambung bicaranya: “Nah, kamu sendiri tidak mampu untuk menerangkan kepadaku apakah nombor terakhir bukan? Jawapannya sudah tersedia di hadapan mata kepala kamu.”

Soalan Kelapan
Atheis: “Kami ingin bertanya lagi, bagaimana mungkin seseorang di dalam syurga menurut Nabi kamu tidak akan kencing dan berak. Sedangkan mereka juga makan dan minum? Ini adalah perkara yang tidak masuk akal.”
Pemuda itu tenang membetulkan kedudukannya. Lalu beliau menjawab: “Aku dan kamu sebelumnya pernah berada di dalam perut ibu sebelum dilahirkan bukan? Sembilan bulan di dalam perut ibu, kita juga makan daripada hasil darah ibu kita. Persoalanku, adakah kamu buang air kecil dan besar di dalam perut ibumu? Sedangkan kamu juga makan di dalamnya?”
Sekali lagi kelompok ini terdiam membisu seribu bahasa. Padat sekali jawapan anak muda ini.

Soalan Kesembilan
Ia soalan terakhir yang ditanyakan oleh kelompok Atheis tersebut kepada pemuda itu bila mana mereka telah mati kutu dan sudah terlampau malu ialah berkenaan: “Jika kamu terlalu bijak , apakah yang dilakukan oleh Tuhanmu sekarang?”
Maka pemuda itu menjawab dengan tenang: “Sebelum aku memberikan jawapan kepadamu, eloklah kiranya kita bertukar tempat. Ini kerana kamu berada pada tempat yang tinggi sedang aku berada di bawah. Jawapan hanya boleh diberikan bila mana aku berada di atas mengambil alih tempatmu.”
Kelompok Athies itu lalu bersetuju dengan cadangan pemuda tersebut, lalu mereka bertukar tempat.
Pemuda itu naik ke atas, manakala sang Atheis turun ke bawah.
Bila mana pemuda itu sudah berada di atas, terus beliau menjawab: “Kamu bertanya sebentar tadi apakah yang Tuhanku lakukan sekarang bukan? Jawapannya ialah, Tuhanku sedang meninggikan yang Haq (dengan menaikkan pemuda itu ke atas) dan menurunkan yang Batil (dengan menurunkan kelompok Atheis tersebut ke bawah).”
Akhirnya mereka mengakui bahawa tiada lagi persoalan yang ingin ditanyakan malah kesemuanya telah dipatahkan oleh pemuda itu dengan penuh hikmah.

Walau sudah hampir ribuan tahun pemuda itu meninggalkan kita, namun namanya disebut orang seolah-olah beliau masih hidup di sisi kita.

Al-Fatihah buat al-Imam al
-A’dzam Abu Hanifah Nu’man bin Thaabit r.a (Imam Hanafi) serta kepada seluruh gurunya dan kesemua muslimin dan muslimat sama ada yang masih hidup atau yang telah
wafat.

SEBARKAN UNTUK MANFAAT UMAT.
ini hujah imam hanafi dgn addahri..ada dlm kitab darus samin.

ASAL USUL ILMU HAKIKAT

DARI MANA DATANGNYA ILMU HAKIKAT INI ?
Orang orang ARIFBILLAH sejak zaman berzaman telahpun memohon Petunjuk & Bimbingan Allah. Para sahabat sudah tentu telah diajar oleh Nabi SAW mengenai perkara perkara yang khusus ini. Ianya RAHSIA YANG HALUS . Maka yang mengetahuinya tidaklah ramai kerana ianya ILMU KHUSUS. Jika semua orang tahu maka hilanglah kekhususannya.
Dan yang Maha Memberi Petunjuk ialah Allah. ILMU MENGENAL DIRI yang sampai kepada kita ini ialah dari Allah kepada Rasul , dari Rasul kepada Sahabat dan para sahabat menyampaikanya kepada Arifbillah dan turun temurunlah ilmu itu hingga sampai kepada kita dengan Pemeliharaan Allah jua.
Oleh kerana bidangnya ILMU GHAIB , maka otak kita yang terhad kemampuannya , adakalanya tidak mampu mencapainya, sedangkan otak biasanya berfungsi berlandaskan LOGIK. Oleh itu dalam perkara ini peranan otak adalah terhad dan terbatas.
Wajiblah kita yakin dan percaya sekiranya otak menolah sedangkan ada NAS yang menyokongnya. Itulah yang dikatakan IMAN sebab RUKUN IMAN 6 PERKARA itu ialah percaya kepada perkara perkara yang ghaib belaka.
ANTARA ULAMAK UTAMA ILMU HAKIKAT
Antara insan insan yang mendapat PETUNJUK ALLAH didalam hal ini ialah nama nama yang saudara barangkali sudah biasa dengar saperti Qutubul Aulia Syeikh Abd Qadir jailani, Imam Al-Ghazali, Ibnu Arabi, Hamzah Fansuri, Abdus Samad Palimbani, Syeikh Daud Patani, Tok Kenali dan ramai lagi.
Merekalah guru kita yang zahir. Semestinyalah GURU HAKIKI kita ialah Allah. Dalam mencari Ilmu apatah lagi Ilmu Ketuhanan , maka elok sangatlah kita selalu bertanya kepada GURU HAKIKI kita yakni Allah SWT.
Itualah yang sebenarnya berlaku ketika jari jari fakir digerakkan untuk menaip rencana ini tanpa ....fakir hanya menaip saperti yang digerakkan olehNya.
KONSEP UTAMA ILMU HAKIKAT
TAJALLI / PENAMPILAN ALLAH
IBNU ARABI mahupun HAMZAH FANSURI dan juga SYEIKH ABD QADIR JAILANI berpendapat bahawa manusia yang dirujuk sebagai INSAN itu ialah PENAMPILAN DIRI ALLAH YANG AMAT SEMPURNA
ISTILAH yang mereka gunakan bagi menjelaskan penampilan itu ialah TAJALLI.
Yang demikian Tajalli ialah PENAMPILAN DIRI ALLAH.
Sabenarnya menurut mereka, yang disebut sebagai ALAM SEMESTA ini, tidak lain dan tidak bukan melainkan semuanya adalah bentuk bentuk Pentajallian Allah belaka bermula dari yang maha kecil hinngalah kepada yang maha besar.
Namun begitu menurut kenyataan Allah didalam Al-Quran, PENTAJALLIAN ALLAH pada MANUSIA –lah yang sengaja lebih disempurnakan oleh Allah. Maksudnya ialah MANUSIA-lah BENTUK PENTAJALLIAN ALLAH YANG AMAT SEMPURNA LAGI KUKUH.
MERTABAT TUJUH
Bermula dari konsep Tajalli ini, mereka seterusnya menghuraikan PROSES PENTAJALLIAN itu melalui TUJUH MERTABAT atau manusia itu dijadikan/ diciptakan Allah sebagai bentuk Pentajalliannya yang kukuh lagi sempurna itu melalui 7 Alam Pentajallian.
Ini dikatakan sebagai TUJUH ALAM KEDATANGAN. Kembali pun melalui tujuh alam juga. Seaparuh ulamak menyebutnya sebagai 7 Alam Nafsu.
PELBAGAI ISTILAH GIGUNAKAN
Jangan Keliru Dengan Istilah Istilah Yang Banyak Itu.
Sudah tentulah banyak istilah dan nama nama digunakan dalam penjelasan mereka yang terperinci. Janganlah risau mengenainya. Yakinlah bahawa pokok pangkalnya adalah sama jua yaitu MANUSIA itu ialah PENAMPILAN WUJUD ALLAH didunia dan di Alam Maya ini, dalam BENTUK YANG AMAT SEMPURNA dan KUKUH.
Atau manusia itu adalah PENAMPAKAN ALLAH mengikut fahaman LIHAT SATU PADA YANG BANYAK dan LIHAT YANG BANYAK PADA YANG SATU.
Yang Satu itulah banyak dan Yang Banyak itulah satu.

Ayat yang Membuat Nabi Menangis

Ayat yang Membuat Nabi Menangis
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menangis dan mengatakan pada Ibnu Mas’ud ‘cukup, cukup’ saat membaca ayat berikut ini.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

قَالَ لِى النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « اقْرَأْ عَلَىَّ » .قُلْتُ آقْرَأُ عَلَيْكَ وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ قَالَ « فَإِنِّى أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِى » . فَقَرَأْتُ عَلَيْهِ سُورَةَ النِّسَاءِ حَتَّى بَلَغْتُ
( فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاَءِ شَهِيدًا )
قَالَ « أَمْسِكْ » . فَإِذَا عَيْنَاهُ تَذْرِفَانِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku,
“Bacalah Al Qur’an untukku.”
Maka aku menjawab, “Wahai Rasulullah, bagaimana aku membacakan Al Qur’an untukmu, bukankah Al Qur’an diturunkan kepadamu?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku suka mendengarnya dari selainku.”
Lalu aku membacakan untuknya surat An Nisaa’ hingga sampai pada ayat (yang artinya), “Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)” (QS. An Nisa’: 41).
Beliau berkata, “Cukup.”
Maka aku menoleh kepada beliau, ternyata kedua mata beliau dalam keadaan bercucur air mata.” (HR. Bukhari no. 4582 dan Muslim no. 800).
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Disunnahkan mendengarkan Al Qur’an dari yang lain dan bolehnya meminta yang lain untuk membacakannya.
2- Orang yang mendengarkan bacaan Al Qur’an terkadang lebih merenungkan daripada yang membaca. Artinya, orang yang mendengarkan terkadang lebih mendapatkan manfaat daripada yang membaca. Oleh karenanya ada yang menyatakan,
القَارِيْءُ حَالِبٌ وَالمسْتَمِعُ شَارِبٌ
“Orang yang membaca Al Qur’an adalah pemerah, sedangkan yang mendengarkan adalah yang meminumnya.” Maksudnya, orang yang mendengarkan kadang lebih banyak raih manfaat.
3- Bolehnya meminta kepada orang lain untuk membacakan Al Qur’an walaupun orang yang membacakan lebih rendah keilmuannya. Karena ada sebagian orang yang diberikan suara yang bagus dalam membaca Al Qur’an, namun ia memiliki sedikit ilmu.
4- Hadits ini menunjukkan berkahnya Al Qur’an karena dapat bermanfaat bagi yang membaca dan yang mendengarkan.
5- Hadits ini menunjukkan keutamaan sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud karena beliau dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan ayat yang ia baca. Hal ini menunjukkan pula Ibnu Mas’ud sangat semangat mengkaji Al Qur’an, menghafalkannya dan mutqin (hafalan yang kokoh) dengannya.
6– Boleh menyuruh orang lain berhenti di ayat tertentu dan mengatakan ‘cukup, cukup’.
7- Hadits ini menunjukkan bahwa Al Qur’an hendaknya di-tadabburi (direnungkan maknanya) sehingga punya pengaruh di hati seperti yang ada pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
8- Hadits ini menunjukkan keutamaan orang yang takut pada Allah kala mendengar ayat Al Qur’an lalu ia meneteskan air mata. Namun menangisnya tidak dengan memekikkan atau mengeraskan suara.
Demikianlah keadaan para ulama. Sebagaiman kata Imam Al Qurthubi dalam kitab tafsirnya,
وَهَذِهِ أَحْوَالُ العُلَمَاءِ يَبْكُوْنَ وَلاَ يَصْعَقُوْنَ، وَيَسْأَلُوْنَ وَلاَ يُصِيْحُوْنَ، وَيَتَحَازَنُوْنَ وَلاَ يَتَمَوَتُوْنَ
“Inilah keadaan para ulama. Mereka menangis namun tidak memekikkan suaranya. Mereka meminta namun tidak berteriak. Mereka juga bisa sedih namun tidak memperlihatkan kesedihannya.”
Takut pada Allah dan menangis saat membaca Al Qur’an adalah sifat terpuji sebagaimana pula disebut dalam ayat-ayat berikut,
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.” (QS. Az Zumar: 23)
Juga ayat,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfaal: 2).
نَسْأَلُ اللهَ أَنْ يَجْعَلَنِي وَإِيَّاكُمْ مِنْ أَهْلِ القُرْآنِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ بِهِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا يَمُوْتُوْنَ عَلَيْهِ وَيُحْيُوْنَ عَلَيْهِ
“Kami berdo’a pada Allah supaya menjadikanku dan kalian sebagai ahli Qur’an yang mengamalkannya secara lahir dan batin, mati sebagai ahlinya dan dibangkitkan (dihidupkan) sebagai ahlinya.”

Astaghfirullah!! Selama ini Kita Di Bodohi, Ternyata Istilah Zombie Adalah Nama Pahlawan Islam

Apa yang terlintas dalam pikiran teman-teman jika disebutkan “Zombie”? Jika yang muncul adalah sosok mayat hidup yang berlumuran darah dan mengejar manusia untuk digigit dan dijadikan mayat hidup berikutnya, berarti ghazwul fikri yang dilancarkan Barat telah berhasil 100%.
Barat melahirkan istilah “zombie” untuk menggambarkan mayat hidup yang tidak memiliki pikiran dan bernafsu memangsa manusia normal. Melalui serangkaian cara mulai dari novel, film hingga game, zombie digambarkan sebagai makhluk jahat yang harus dilawan. Ia mayat hidup yang tidak memiliki kebaikan sama sekali.
.
Namun, ternyata istilah "Zombie" adalah nama seseorang komandan Islam yang gagah serta pemberani, yang telah berjasa menghidupkan kejayaan agama Islam di Brazil. Bahkan secara bertahap ia dan para ulama setempat berhasil mendirikan Daulah Islamiyah di Brazil.
.
Awal kisah Sang Pahlawan Zombie dimulai Ketika posisi Islam di Brazil menguat, Pasukan Salibis menghabisi mereka. Pasukan Salibis berusaha menghancurkan Islam hingga ke akar-akarnya. Dan mereka menganggap program mereka berhasil. Islam telah dilumatkan.
.
Di saat seperti itu, pada tahun 1643, tiba-tiba muncul seorang pahlawan Islam. Dengan gagah berani ia mendeklarasikan berdirinya Negara Islam di Brazil setelah sebelumnya bergerak mendakwahkan Islam ke berbagai penjuru Brazil dan mengajak para tokoh dan pimpinan di wilayah itu untuk masuk Islam. Nama pahlawan itu adalah Zumbi Dos Palmares, atau dikenal dengan Zombi.
.
Salibis yang mengira Islam di Brazil telah mati tersentak. Rupanya Islam belum mati. Zombie telah menghidupkan Islam kembali di bumi Brazil. Dan karenanya, pasukan Salibis pun segera menjadikan Zombie sebagai target. Dan rupanya, Zombie tidak hanya dimusuhi di waktu itu. Namanya pun dihancurkan di abad modern ini.

Wallahu a'lam bishawab

 Sumber : Tarbiyah.net

Saturday, July 9, 2016

Akhlak Anbiya' berbeza dengan Aghbiya' ( Orang-Orang Bodoh)

Akhlak Anbiya' berbeza dengan Aghbiya' ( Orang-Orang Bodoh)

قَالَ لَهُ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰ أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا
Maksudnya : [[ Nabi Musa berkata kepadanya: Bolehkah aku mengikutmu, dengan syarat engkau mengajarku dari apa yang telah diajarkan oleh Allah kepadamu, ilmu yang menjadi petunjuk bagiku?"]]

Al-Imam Fakhruddin Arrazi rahimahullah telah menyebut di dalam karya agungnya Mafatihul Ghaib :
Ketahuilah bahawasanya di dalam ayat ini menunjukkan kepada kita bahawa Sayyiduna Musa alaihi al-salam meraikan dan melaksanakan pelbagai adab dan kelembutan ketika berkeinginan untuk belajar daripada Sayyiduna Khadir alaihi al-salam .

Antaranya ialah :
1) Baginda menjadikan dirinya sebagai pengikut kepada Nabi Allah Khadir alaihi al-salam bilamana menyebutkan هَلْ أَتَّبِعُكَ.

2) Baginda memohon izin bagi kebenaran ikutan tersebut seakan beliau mengatakan : Adakah tuan benarkan agar saya menjadikan diri saya sebagai pengikut kepada tuan. Ini adalah tawadhuk yang tersangat agung.

3) Perkataan beliau عَلَىٰ أَنْ تُعَلِّمَن adalah merupakan pengakuan ke atas dirinya dengan kejahilan dan pengakuan ke atas gurunya dengan ilmu.

4) Perkataan مِمَّا عُلِّمْت juga menunjukkan tawadhuk yang agung daripada Sayyiduna Musa alaihi al-salam. Kalimah من di dalam ayat ini bermaksud sebahagian. Maka seakan Sayyiduna Musa hanya menuntut kepada gurunya untuk diajarkan kepadanya sebahagian daripada ilmu yang diajarkan oleh Allah taala kepada Sayyiduna Khadir , bukan meminta diajarkan seluruhnya. Seolah-olah beliau berkata : " Saya tidak meminta kepada tuan menjadikan saya sama di dalam ilmu seperti tuan, bahkan saya memohon agar tuan berikan sedikit ilmu Allah yang dikurniakan kepada tuan" . Ini seperti permintaan seorang faqir kepada si kaya agar memberikan sedikit harta yang dimiliki si kaya tersebut.

5) Perkataan مِمَّا عُلِّمْت juga merupakan pengiktirafan daripada beliau bahawa ilmu Sayyiduna Khadir adalah anugerah daripada Allah taala kepada beliau.

6) Perkataan رُشْدًا adalah merupakan permintaan Sayyiduna Musa kepada Sayyiduna Khadir agar membimbing dan memberi petunjuk. Ini kerana tanpa irsyad atau petunjuk maka akan berlaku kesesatan dan kerosakan.

7) Perkataan تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْت adalah memberi maksud permintaan daripada Sayyiduna Musa agar Sayyiduna Khadir bermuamalah dengannya sepertimana Allah taala bermuamalah dengan Baginda Khadir.

8) Sesungguhnya mutabaah atau ikutan adalah bermaksud melakukan sesuatu seumpama perbuatan orang lain dengan sebab perbuatan tersebut merupakan sesuatu yang dilakukan oleh orang yang diikuti. Contoh mudahnya ialah : Kita melakukan solat lima waktu adalah kerana mengikuti Baginda Nabi sallallahu alaihi wasallam. Kita melakukannya adalah kerana Baginda sallallahu alaihi wasallam turut melakukannya. Maka ini disebut mutabaah atau ikutan.
Tetapi jika seseorang mengatakan bahawa kalian menyebut kalimah لا إله إلا الله maka kalian sebenarnya mengikuti Yahudi. Mereka juga menyebutkan kalimah tersebut. Kita katakan tidak kerana kami menyebut kalimah tayyibah itu bukan kerana mengikuti Yahudi tetapi kerana suruhan daripada Allah menyebut kalimah tersebut. Ini berbeza dengan contoh di atas.
Jika jelas tentang ini, maka perkataan Sayyiduna Musa هَلْ أَتَّبِعُك adalah menunjukkan bahawa beliau akan melakukan sepertimana petunjuk gurunya dengan hanya sebab gurunya turut melakukan perkara tersebut.
Ini menjadi dalil bahawa pelajar dan penuntut ilmu pada permulaan belajar menyerahkan urusannya kepada gurunya dan meninggalkan i'tiradh atau berbalah dengan gurunya.

9) Perkataan أَتَّبِعُكَ pula menunjukkan bahawa beliau akan mengikuti gurunya dalam semua keadaan tanpa dikhususkan pada sesuatu perkara.

10) Diketahui di dalam banyak riwayat bahawa Sayyiduna Khadir adalah Nabi Bani Israel , manakala Sayyiduna Musa pula adalah Sahib Taurah yang agung, Rasul yang berbicara dengan Allah taala tanpa perantaraan serta dikurniakan mukjizat yang agung.
Walaupun kedudukannya tinggi dan agung, Baginda Musa Alaihi al-salam tetap melaksanakan adab dan tawadhuk yang tinggi dengan gurunya. Ini yang layak baginya kerana seseorang yang menguasai ilmu yang banyak maka pengetahuannya tentang kebaikan dan kemuliaannya lebih banyak. Jika demikian, maka menuntutnya juga sangat-sangat perlu dan mengagungkan pemilik dan penanggung ilmu ( ulama) juga perlukan kesempurnaan dan kesungguhan.

11) Perkataan هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰ أَنْ تُعَلِّمَن memberikan pengajaran kepada kita bahawa Baginda Musa alaihi al-salam meminta izin untuk menjadi pengikut , kemudian Baginda meminta untuk diajarkan ilmu kepadanya. Maka ini memberi maksud bahawa beliau meminta untuk memberi khidmat terlebih dahulu maka setelahnya barulah meminta diajarkan ilmu.

12) Perkataan هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰ أَنْ تُعَلِّمَن juga memberi maksud bahawa beliau hanya meminta kepada Sayyiduna Khadir agar diajarkan ilmu, bukan meminta harta dan pangkat . Seakan-akan beliau berkata : " Saya tidak meminta kepada tuan harta dan pangkat dengan ikutan ini, tiada tujuan lain melainkan hanya ilmu yang saya tuntut"
Saya berkata : Lihatlah betapa agungnya akhlak seorang Nabi yang agung di dalam menuntut ilmu walau daripada seseorang yang lebih rendah kedudukan daripadanya.
Lihat pula akhlaknya kita dengan para guru dan ulama. Ini bukti bahawa kita masih taqsir dengan ilmu. Maka natijahnya akan lompang dalam adab.

Semakin tinggi ilmu, makin seseorang itu mengetahui kemuliaan ilmu. Semakin tahu dia tentang kemuliaan ilmu maka semakin bersungguh dia menuntutnya. Semakin bersungguh dia menuntut ilmu semakin berakhlak dan sempurna adabnya dengan ahli ilmu.

Bahasa mudahnya : Kenapa kurang adab dengan ulama? Banyak berbantah dengan ulama?
JAWAPANNYA : Kerana kurang ilmu dan amalnya. Kurang mulazamahnya maka tiada dia mengenal akan gurunya. Disebabkan tidak mengenal gurunya maka cepat dia menempelak ahli ilmu dan gurunya.
Maka ubatnya ialah BELAJAR DAN PERLU HADIRKAN SIFAT TAWADHUK. Sifat ini mendidik jiwa boleh terima ajaran.

Khutbah Jumat: 7 Kenyataan Setelah Ramadhan

Khutbah Jumat: 7 Kenyataan Setelah Ramadhan
Tak percaya kalau 7 hal ini benar nyata terjadi setelah Ramadhan. Coba dibaca materi khutbah Jumat berikut
.
Khutbah Pertama


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ:
]يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ[
]يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا[
]يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا[
فَإِنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَأَفْضَلُ الهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ r وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ َوكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ
Jama’ah shalat Jumat yang semoga dirahmati oleh Allah,
Kita bersyukur pada Allah atas nikmat dan karunia yang telah Allah berikan pada kita. Lebih-lebih Allah memberikan tiga nikmat yang utama sebagaimana disebutkan oleh Wahb bin Al-Munabbih yaitu nikmat Islam, kesehatan dan kecukupan. Tanpa tiga nikmat tersebut, kita akan sulit beramal.
Moga dengan nikmat yang kita peroleh tadi semakin meningkatkan ketakwaan kita pada Allah Ta’ala.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula pada keluarga dan sahabatnya serta yang mengikuti beliau dengan baik hingga akhir zaman.
Jama’ah shalat Jumat yang semoga dirahmati oleh Allah,
Ada sebuah perkataan yang disimpulkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali dalam Lathaif Al-Ma’arif dan Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim dari tafsir surat Al-Lail, juga kaedah ini disampaikan oleh ulama lainnya. Mereka berkata,
إِنَّ مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةَ بَعْدَهَا، وَإِنَّ مِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ بَعْدَهَا
“Sesungguhnya di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya. Dan di antara balasan dari amalan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.”
Berarti tanda suatu amalan itu diterima adalah kalau dilanjutkan dengan kebaikan selanjutnya dan tanda suatu amalan tidak diterima (dinilai jelek) adalah jika dilanjutkan dengan kejelekan selanjutnya.
Untuk bulan Ramadhan, jika amalan di bulan tersebut diterima, berarti setelah Ramadhan diikuti dengan kebaikan. Tanda amalan tersebut tidak diterima adalah jika setelah Ramadhan malah yang ada kejelekan atau amalan kebaikan malah jadi hilang.
Jama’ah shalat Jumat yang semoga dirahmati oleh Allah,
Dari penjelasan di atas, kami akan menjelaskan suatu kenyataan. Kita akan temukan 7 kenyataan yang menunjukkan keadaan kebanyakan kaum muslimin setelah Ramadhan.

Kenyataan pertama: 
Malas mengerjakan shalat lima waktu, lebih-lebih lagi untuk shalat Shubuh karena ba’da Ramadhan tidak lagi punya kebiasaan makan sahur.
Padahal shalat adalah suatu kewajiban yang mesti diperhatikan. Karena tegaknya bangunan Islam dilihat dari apakaha shalat lima waktu didirikan ataukah tidak. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah; menunaikan shalat; menunaikan zakat; menunaikan haji ke Baitullah; dan berpuasa Ramadhan.”
(HR. Bukhari, no. 8; Muslim, no. 16)
Kalau shalat tidak ada, hancurlah bangunan Islam. Sehingga kalau shalat benar-benar diperhatikan berarti tegaklah bangunan Islam.
Terkhusus lagi shalat Shubuh jika dijaga dengan baik, maka akan terselamatkan dari sifat kemunafikan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً
“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari, no. 657).

Kenyataan kedua:
Masjid mulai sepi bahkan tidak sedikit yang tidak ada kumandang azan. Parahnya lagi setelah Ramadhan, ada masjid yang hanya menjadi sarang kotoran hewan (cicak, dll)
Perhatikanlah bahwa shalat berjama’ah itu sangat ditekankan sekali bagi kaum pria. Yang buta saja Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap menyuruhnya berjama’ah di masjid.
Ceritanya ada seorang laki-laki buta mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dia berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku tidak memiliki orang yang menuntunku ke masjid’. Kemudian pria ini meminta pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar diberi keringanan untuk shalat di rumah. Pada mulanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi dia keringanan. Namun, tatkala dia hendak berpaling, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilnya lagi lantas berkata,
هَلْ تَسْمَعُ النِّدَاءَ بِالصَّلاَةِ
“Apakah engkau mendengar azan ketika shalat?”
Laki-laki buta tersebut menjawab, “Iya.”
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
فَأَجِبْ
“Penuhilah panggilan azan tersebut.”
(HR. Muslim, no. 653)
Lihatlah laki-laki yang buta saja tetap diwajibkan shalat berjama’ah. Bagaimana dengan kita dalam keadaan sehat badan dan penglihatan pun masih normal?

Kenyataan ketiga:
Shalat malam sudah enggan, padahal di bulan Ramadhan kita menjadi orang yang gemar shalat tarawih.
Harusnya setelah Ramadhan menjadi orang yang semangat terus menjaga shalat malam atau giat melakukan shalat tahajud (shalat malam setelah bangun tidur).
Coba perhatikan ada orang yang tidurnya sampai Shubuh itu tiba, ia tidak bangun untuk shalat malam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencelanya ketika itu dengan mengatakan,
ذَلِكَ الشَّيْطَانُ بَالَ فِى أُذُنَيْهِ
“Demikianlah setan telah mengincingi kedua telinganya.”
(HR. An-Nasa’i, no. 1609; Ibnu Majah, no. 1330. Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targib wa At-Tarhib no. 640 mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Untungnya setan adalah makhluk ghaib yang kencingnya pun tidak bisa kita lihat. Bayangkan jika kencing itu diwujudkan seperti kencing anak-anak kita?
Juga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela pula orang yang dahulu rajin shalat malam, namun sekarang ia meninggalkannya.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padaku,
يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ
“Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti si A. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.”
(HR. Bukhari, no. 1152)

Kenyataan keempat:
Puasa sunnah sudah tidak mau dikerjakan karena merasa cukup dengan puasa wajib di bulan Ramadhan.
Padahal puasa Ramadhan perlu disempurnakan dengan puasa sunnah. Biar kekurangan yang ada pada puasa wajib bisa ditutup dengan puasa sunnah. Salah satu puasa yang bisa dilakukan adalah puasa Syawal sebanyak enam hari.
Dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.”
(HR. Muslim, no. 1164)
Puasa ini bisa dilakukan di awal, pertengahan atau di akhir. Puasa ini bisa pula dilakukan berturut-turut atau tidak. Yang penting enam hari tersebut dikerjakan di bulan Syawal.

Jama’ah shalat Jum’at yang semoga senantiasa mendapatkan berkah dari Allah,

Demikian khutbah pertama ini.

 أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ


Khutbah Kedua


الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Jama’ah shalat Jumat yang semoga senantiasa istiqamah di jalan Allah,
Melanjutkan khutbah pertama tadi mengenai kenyataan-kenyataan yang ada setelah Ramadhan.


Kenyataan kelima:
Al-Qur’an ditinggalkan, dengan tidak dibaca, tidak dihafalkan atau tidak direnungkan dan digali maknanya.

Sebagaimana perkataan Nabi yang ada dalam Al-Qur’an,
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini sesuatu yang tidak diacuhkan.” (QS. Al-Furqan: 30)
Ibnu Katsir menyatakan bahwa di antara makna ayat di atas adalah tidak mau mendengarkan Al-Qur’an. Dalam Zad Al-Masir karya Ibnul Jauzi di antara pendapat Ibnu ‘Abbas dan Maqatil tentang ayat di atas bahwa Al-Qur’an tidak diperhatikan dan tidak diimani lagi.


Kenyatan keenam:
Lisan, mata, dan pendengaran sulit lagi dijaga.


Kenyataan ketujuh:
Maksiat kembali berulang selepas Ramadhan.

Allah Ta’ala menyatakan,
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
(QS. Al-Isra’: 36).
Kata Ibnu Katsir, kesemuanya akan ditanya, lalu ditanya pula apa yang dilakukan oleh pendengaran, penglihatan dan hati tersebut.
Moga 7 kenyataan yang disebutkan tersebut dapat kita hindari. Jangan sampai amlan baik Ramadhan, malah diikuti dengan maksiat setelah itu. Harusnya setiap amal baik diikuti dengan amal baik setelah itu.

Akhirnya kami memohon kepada Allah Ta’ala agar senantiasa memberikan kita petunjuk dan taufik untuk tetap beramal shalih selepas Ramadhan ini. Moga kita terhindar dari kenyataan jelek sebagaimana yang telah kami sebutkan di atas.

Moga amalan kita di bulan Ramadhan yaitu amalan shalat malam, membaca Al-Qur’an, bersedekah dan lainnya diterima oleh Allah. Moga kita diberi keistiqamahan serta diberi keistimewaan untuk bertemu dengan bulan Ramadhan berikutnya.

Jangan lupa untuk memperbanyak shalawat di hari Jumat ini. Siapa yang bershalawat sekali, maka Allah akan membalasnya sepuluh kali.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
Marilah kita memanjatkan doa pada Allah, moga setiap doa kita diperkenankan di hari penuh berkah ini.

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Penyelidik UM berjaya tanam saffron di Malaysia, rempah termahal RM32,000/kg

Profesor Dr Rosna Mat Taha menunjukkan pokok Crocus sativus, atau lebih dikenali sebagai saffron, yang berjaya berbunga di makmal kajiannya di Universiti Malaya. ― Foto Bernama
 Helaian stigma merah bunga ungu saffron, yang bernilai lebih RM30,000 bagi setiap kilogram, berjaya dihasilkan dalam makmal Universiti Malaya. ― Foto AFP


KUALA LUMPUR, 8 Jul ― Crocus sativus L. atau lebih dikenali sebagai saffron atau za’ffaran merupakan herba termahal di dunia. Ia digunakan sejak ribuan tahun dahulu terutama di Asia Barat sebagai rempah utama dalam masakan.

Digelar raja segala rempah, helaian-helaian halus berwarna merah za'ffaran, merupakan stigma kering daripada bunga saffron yang mempunyai nilai komersial yang sangat tinggi.

Hanya boleh ditanam di kawasan negara empat musim seperti kawasan Mediteranean, Asia Barat dan Eropah, harganya di Malaysia boleh mencecah antara RM28,000 hingga RM32,000 bagi setiap satu kilogram.

Bagaimanapun usaha sekumpulan penyelidik Fakulti Sains, Universiti Malaya (UM) diketuai Profesor Dr Rosna Mat Taha bersama Nordiyanah Anuar, Noraini Mahmad, Asif Khan, Dr Sadegh Mohajer, Nor Amirah Md. Nor telah berjaya menanam dan menghasilkan bunga saffron di Malaysia selain memperolehi stigmanya yang digunakan dalam masakan.

Pokok saffron yang ditanam secara in vivo dalam bilik kultur itu berbunga buat pertama kalinya dari November hingga Januari lepas.

Saffron boleh membesar mencapai ketinggian 15 hingga 30 sentimeter dan untuk memperolehi lima hingga tujuh kilogram saffron yang kering memerlukan keluasan tanah lebih kurang satu hektar.

Setiap bunga hanya mempunyai tiga stigma dan bagi mendapatkan 10 gram stigma za’ffaran pula memerlukan 1000 kuntum bunga za’faran dan ini menyebabkan harganya menjadi sangat tinggi.

Kejayaan penyelidikan saffron di Malaysia hingga berjaya menghasilkan *bunganya buat pertama kali di kawasan beriklim tropika memberi satu petanda positif akan potensinya di sini.

Bagaimanapun, ia masih memerlukan kajian lebih mendalam sehingga ia boleh dikomersialkan mengikut persekitaran dan cuaca yang ada di Malaysia, menurut Rosna yang memulakan projek penyelidikan ini pada 2014 melalui geran penyelidikan UM.

"Saffron hanya boleh hidup di negara empat musim seperti di negara-negara Mediteranean atau Asia Barat seperti Iran, yang merupakan pengeluar terbesar di dunia, sementara Turki, Kashmir atau negara-negara Eropah seperti Sepanyol dan Perancis juga menghasilkan saffron tetapi dalam kuantiti yang sedikit.*

"Apabila ia boleh berbunga di Malaysia, ini memberi satu harapan untuk menanam saffron di Malaysia dan seterusnya tidak mustahil untuk dikomersialkan," katanya kepada Bernama baru-baru ini.

Tanaman unik yang dianggap "emas merah" dunia ini digunakan sejak turun temurun dalam masakan dan kini semakin meluas digunakan sebagai bahan pewarna, minyak wangi dan dalam bidang perubatan serta sebagai campuran dengan madu untuk makanan kesihatan.

Mengandungi safranin, ia bertindak sebagai anti-kanser dan anti-oksidan yang sangat berkesan. Antara khasiat saffron ialah merangsang pertumbuhan sel-sel otak manusia bagi membantu menguatkan daya ingatan.

Banyak tercatat di dalam kitab-kitab perubatan Islam mengenai khasiat dan kebaikan saffron yang turut diperakui oleh ahli perubatan barat moden.

Di India, saffron banyak digunakan bagi membantu masalah pencernaan. Kaya dengan vitamin B2 dan Riboflavin, kajian juga mendapati saffron dapat mengelakkan sistem pencernaan daripada kanser. Ia juga *banyak digunakan sebagai bahan penenang kepada mereka yang menghadapi masalah tekanan jika.


Apa uniknya saffron?

Merupakan tumbuhan yang sensitif dan memerlukan penjagaan rapi, ia membiak melalui umbisi (corm) pada tanah dan akan mengeluarkan bunga pada awal musim luruh pada suhu antara 11 dan 18 darjah Celsius.

Di Iran, saffron akan mula mengeluarkan bunga setiap tahun dari September-November. Proses itu akan berulang dan umbisi (corm) itu mampu mengeluarkan bunga sehingga 10 tahun.

Benih baharu bagaimanapun akan diganti setiap lima tahun bagi menghasilkan stigma bunga yang berkualiti tinggi.

Menurut Rosna, kajian awal daripada kejayaan penanaman dan pembungaan saffron melalui penanaman secara in vivo mendapati ia sesuai dan membesar dengan baik menggunakan tanah hitam serta akan berbunga pada suhu 15-20 darjah Celsius.

Apabila saffron diletakkan pada suhu 21-28 darjah Celsius, hanya 50 peratus sahaja yang berbunga dan pada suhu melebihi 30 Celsius, langsung tidak ada saffron yang menghasilkan bunga. Nutrien pada tanah hitam yang digunakan sangat sesuai untuk pertumbuhan saffron di Malaysia.

"Selepas lebih kurang 2 bulan, pokok saffron menghasilkan bunga yang berwarna ungu dan berbau harum sama seperti yang biasa dihasilkan di negara asalnya.*

"Dalam kajian ini, saffron telah menghasilkan bunga pada bulan November, Disember dan Januari, sedikit berbeza dengan di Iran yang berbunga pada musim luruh (akhir Sept-November)," katanya.

Pertumbuhan dan penghasilan bunga saffron banyak dipengaruhi oleh suhu, jenis tanah dan juga rawatan awal (‘pre-treatment’) terhadap ‘corm’ atau umbisinya. Struktur bunga Saffron terdiri daripada lima kelopak, tiga stigma dan tiga stamen.

Kumpulan penyelidik itu kini menjalankan kajian untuk penambahbaikan daripada segi penanaman dan pembungaan secara in vitro atau kaedah kultur tisu.

Menurut Rosna, saffron membiak dengan sangat perlahan dan menghasilkan sangat sedikit anak benih secara semulajadi. Oleh itu teknik kultur tisu untuk mikropropagasi tumbuhan ini penting dalam menyelesaikan masalah ini.

"Kaedah bioteknologi membolehkan tumbuhan ini dimajukan dan menjadikan ia berpotensi besar untuk ekonomi negara," katanya.

Kajian yang dilakukan itu turut diiktiraf di peringkat kebangsaan dan antarabangsa. Pada tahun lepas, kajian itu memenangi pingat perak dalam pertandingan iCompEx 2015, di Politeknik Muadzam Shah, Jitra, Kedah.

Baru-baru ini, kajian itu juga telah memenangi pingat emas dalam pertandingan The 2nd World Invention Innovation Contest (WiC) 2016 di Korea Selatan. ― Bernama


http://www.themalaymailonline.com/pr....5VsPrhnR.dpuf

Thursday, July 7, 2016

KENALI 7 ORANG SAHABAT PALING BANYAK MERIWAYATKAN HADIS

SEHINGGA HARI INI PAHALA SENTIASA MENGALIR BUAT MEREKA BARAKAH ILMU YANG DITINGGALKAN :

1)  SAYYIDUNA ABU HURAIRAH RADHIYALLAHU 'ANHU [ 5374 HADIS ]

2)  SAYYIDUNA ABDULLAH BIN UMAR RADHIYALLAHU 'ANHUMA [ 2630 HADIS ]

3)  SAYYIDUNA ANAS BIN MALIK RADHIYALLAHU 'ANHU [ 2286 HADIS ]

4)  SAYYIDAH A'ISYAH BINTI ABI BAKAR RADHIYALLAHU 'ANHA [ 2210 HADIS ]

5)  SAYYIDUNA ABDULLAH BIN 'ABBAS RADHIYALLAHU 'ANHUMA [ 1660 HADIS ]

6)  SAYYIDUNA JABIR BIN ABDULLAH RADHIYALLAHU 'ANHU [ 1540 HADIS ]

7)  SAYYIDUNA ABU SA'ID AL-KHIDRIY RADHIYALLAHU 'ANHU [ 1170 HADIS ]

YA ALLAH SEBAGAIMANA ENGKAU TELAH MENGANUGERAHKAN IMAN DAN YAQIN , TAQWA DAN TAAT , SETIA DAN SABAR, ILMU DAN AMAL, HIDAYAH DAN TAUFIQ KEPADA MEREKA SEMUA.. ANUGERAHKAN JUGA KEPADA KAMI SEMUA YA MUJIB..

Wednesday, July 6, 2016

Murtad dan Masjid di tinggalkan

July 7, 2014 - Semoga kisah ini menjadi iktibar pada kita semua.


Allahuakhbar -

100% Penduduk Kampung itu telah di Murtadkan hanya di Sandakan - Lapuran Terkini Jammah 40 Hari di Sabah.


Subhanallah, sebelum aku keluar rumah untuk ke Surau sambil menunggu ahlia aku siap kan bekal untuk berbuka puasa, sempat juga aku melihat lihat posting dari sahabat sahabat melalui Samsung buruk aku ni...
Dan alangkan terperanjat dan tersentuh bila aku membaca posting dari seorang sahabat yang sedang keluar Tabligh 40 hari di Sandakan Sabah.
Salah seorang sahabat yang banyak menghabis kan masa berkorban di jalan Allah, dan beliau banyak bergaul dengan alim ulamak, jemaah beliau sekarang sedang bergerak selama 40 hari di Sandakan.
Karkuzari dan Lapuran i.


Menjejaki masjid yg sudah 18tahun dibiarkan usang di Kg Langkabong, Tongod, Sandakan.
Setelah mendapat laporan dr Imam Daerah Tongod, Imam Daim yg kami temui di Masjid Kg Entilibon tentang keadaan satu kampung yg 100% penduduknya telah dimurtadkan, kelmarin(6hb Julai 2014) saya bersama amir jemaah (Maulana Jamal) dgn menaiki kenderaan 4WD Hilux peniaga Pakistan (Poushto) telah nekad utk menziarahi Kg Langkabong. Kampung tersebut terletak kira2 setengah jam perjalanan dari masjid daerah Tongod. Bila kami sampai ke kawasan berdekatan lokasi masjid tersebut kami terpaksa meredah semak samun dgn dipandu arah (guide) oleh peniaga Pakistan dan tak terlintas di dlm hutan tersebut ada tinggalan masjid.Setelah meredah semak sejauh kira2 70m dari jalan ternampak samar2 bangunan usang di sebalik semak samun.

Kami rasa terkedu melihat keadaan masjid tersebut dan naik ke dlm dgn terpaksa meredah serpihan bumbung yg runtuh dan kotoran yg bertimbun di dalam masjid tersebut.Kami bergotong royong membersihkan kotoran di dlm masjid itu.Jemaah kami, Badrul munir melaungkan azan dengan sayu kemudian kami solah sunnat 2 rakaat di rumah Allah yg telah hampir 20 tahun kesepian.Selepas kami bersihkan masjid tersebut sekadar yg termampu, kami beredar dgn perasaan sedih.
Setelah beredar dr masjid kami diberitahu oleh peniaga Pakistan itu yg ada 2 keluarga yg masih beragama Islam.Kami buat keputusan utk menziarahi mereka.

Pakcik Awang yg berketurunan Bajau dan mmg asal dilahirkan Muslim.Isterinya anak tempatan, keturunan Sungai yg memeluk agama islam.Bapa dan adik beradik isterinya semuanya sudah murtad.Beliau menceritakan sejarah pengislaman dan kemurtadan beramai- ramai di Kg Langkabong ini.
Di sekitar tahun 1979- 82 berlaku pengislaman beramai- ramai (lebih kurang 370 orang) di Kg Langkabong dr usaha sebuah Parti Politik. Selepas pengislaman tersebut sebahagian dari mereka telah ditarbiyah dan dilatih di Pusat Dakwah di Keningau selama 3 Tahun.Mereka ini termasuklah adik ipar kepada Pakcik Awang tadi yg bernama Abdul.Balik dr kursus tersebut, Abdul telah dilantik sebagai Bilal Masjid Langkabong.Selepas pada itu berlaku usaha gigih missionary Kristian yg bertubi di Kampung Langkabong sehingga seorang demi seorang telah murtad termasuklah Bilal masjid sendiri yg sampai sekarang masih menggunakan nama Abdul.Masjid Langkabong akhir sekali digunakan di sekitar tahun 1996 menurut Pakcik Awang.
Dakyah missionary ini paling kuat berlaku di zaman perubahan tapuk pemerintahan, yang mana mereka yang berkuasa merupakan Setiausaha Agong Kristian Katolik Asia.Target mereka ingin mengkristiankan seluruh Sabah.
Mengikut Imam Daerah Tongod, Ustaz Daim yg kami temui di Masjid Entilibon kawasan 3T ini adalah sasaran yg terkuat missionary Kristian di seluruh Sabah.
3T...... Telupid, Tongod, Takungan.
Gejala kemurtadan ini berlaku bukan saja di Kg Langkabong malahan di seluruh Sabahnya bahkan di seluruh dunia.
Ianya berlaku apabila umat Islam sbg pendokong agama yg haq tidak menjalankan tugas mereka yg sebenarnya sebagai Dae'i Allah sebaliknya agama bathil telah bergerak dan memainkan peranan mereka utk merosakkan akidah umat islam.
Kata Syeikh Saad Al Kandahlawi, "Gejala kemurtadan tidak akan berlaku di dlm ummat ini jika setiap ummat menjadikan diri mereka dae'i ".
Beliau menceritakan kisah seorang sahabat Abdullah B. Khuzafah yg mempertahankan imannya dr murtad walaupun diberi tawaran dunia dan ugutan bunuh.Sehinggakan beliau menangis kerana hanya dikurniakan satu saja nyawa.Katanya 'Kalaulah nyawaku sebanyak bulu2 di badanku, nescaya akan ku korbankan satu persatu utk agama Allah'.

Semoga kita semua jadikan diri kita, seluruh keluarga kita dan seluruh ummat Dae'i...... InsyaAllah...

UCAPAN HARI RAYA NASIHAT MAULANA HAMID CHIN..

UCAPAN HARI RAYA NASIHAT
MAULANA HAMID CHIN..
Syaikhul Hadis Maulana Abd Hamid Chin sewaktu kutbah di Masjid Jamek Bandar Baru, Sri Petaling berpesan dan merayu pada muslimin muslimat untuk tukar ucapan 'Selamat Hari Raya' yang telah jadi kelaziman masyarakat melayu kita kepada doa "Taqabbalallahu minna wa minkum...ertinya: semoga Allah menerima segala amalan baik daripada kita dan daripada kamu. Manakala jawabnya pula ialah: 'alaina wa alal jami...ertinya: moga bermanfaat buat semua

Ucapan HARI RAYA mengikut SUNNAH Baginda Nabi Rasulullah SAW
Hampir semua ucapan Aidil Fitri yang beredar saat ini tidak ada riwayatnya.
Ianya juga dikatakan sama sekali tidak bersumber dari sunnah. Baginda Nabi Rasulullah SAW
melainkan merupakan ‘urf (kebiasaan) yang ada di suatu masyarakat. Contoh ucapan:
"minal ‘aidin wal faizin"
“Selamat Hari Raya Aidil Fitri – Mohon Maaf Lahir & Batin”

Maka adakah berdosa jika kita mengucapkannya?
Tentu tidak , kerana ucapan ini juga baik. Jadi bagaimana untuk mendapatkan pahala sunnah semasa menyambut Hari Raya.

DISARANKAN
Selain ucapan yang sering kita ucapkan ketika Aidil Fitri
adalah lebih baik kita dahului dengan
"Taqabbalallahu Minna wa Minkum"
Apabila bertemu, para sahabat Baginda Nabi Rasulullah SAW memberi dan menjawab ucapan salam hari raya dengan berkata:
"Taqabbalallahu Minna wa Minkum"
(Semoga Allah menerima segala kebaikan kami dan kebaikan kamu)
(Hadis riwayat Ahmad).

Sebagaimana yang diceritakan
oleh al-Hafiz Ibn Hajar
al-'Asqalani Rah. yang
dinukilkan daripada Jubair bin Nufair r.a katanya:
“Apabila para sahabat
Baginda Nabi Rasulullah SAW bertemu di hari raya,
sebahagian mereka mengucapkan kepada yang lain
"Taqabbalallahu Minna wa Minkum"
(Semoga Allah menerima segala kebaikan kami dan kebaikan kamu)
Rujuk Fath al-Bari, al-Hafiz Ibn Hajar al-'Asqalani, jil. 5, ms. 270-271.
Menurut beliau hadis ini berstatus hasan.

Dan dengan kesempatan ini
Saya mengucapkan
"Taqabbalallahu Minna wa Minkum"
"Selamat Hari Raya Aidil Fitri
Maaf Zahir dan Batin"
1437H/2016M dari.....

Sunday, July 3, 2016

MENGENAI HOLYWATER

 CERITA DARI SEORANG PADERI MENGENAI HOLYWATER..

Saya mempunyai kenalan Bekas Padri Katholik daripada negeri Sabah. Nama Kristiannya
sebelum menganut Islam ialah Thomas Layden. dan kini beliau merupakan seorang mubaligh
Islam yang sangat gigih menyebarkan dakwah Islam kepada Masyarakat terutama golongan
Kristian sendiri. Bekas Padri Thomas ini berasal dari Sabah dan telah menganut islam
pada awal tahun 90han. Oleh sebab beliau seorang bekas Padri, dan pernah tinggal
bersama-sama dengan Pope (John Paul II) di Vatican, beliau sangan arif tentang agama
Kristian dan sangat arif tentang apa yang berlaku di Vatican.

Di antara perkara yang dijelaskan kepada saya, dan juga kepada orang ramai tentang
agama Kristian (Khatolik), ialah tentang Kitab Gospel Of Barnabas, yang dianggap oleh
pihak Gereja Kristian sebagai apocryphal(dianggap meragukan kandungan dan pengarangnya),
tentang biara (yang ada di bawah tanah Gereja Vatican), Celebacy (Padri dan Nun tak
boleh kahwin), bacaan talqin, kesah Confession ( memohon ampun) dan sebagainya.
Tentang Biara, beliau mengatakan bahawa di Gereja vatican, terdapat sebuah biara
(Yang namanya Biara-) yang lokasinya agak terahsia. Jalan masuk ke dalam biara
tersebut hanya berbentuk penutup lubang sahaja, tetapi dalamnya merupakan sebuah
tempat yang menyerupai istana. hanya golongan tertentu sahaja, iaitu calon-calon
Padri sahaja yang dibenarkan masuk ke dalam biara ini. leh sebab itu, padri-padri
Kristian Khatolik diseluruh dunia (Yang hanya bertaraf Padri ke atas) nescaya pernah
sampai dan tinggal di dalam biara ini. Dalam biara ini, bakal-bakal padri dan nun
bercampur gaul dengan bebas, sehingga ada dikalangan Nun ini yang mengandung.
kandungan Nun ini digugurkan dan dikeringkan untuk dijadikan air the Holy Water
(Pagi ini, 22.5.98 Jam 8.30 pagi, saya telah menghubungi kawan saya itu tentang Holy
Water. Ada kenyataan mengatakan bahawa Holy Water sebenarnya dibuat di Gereja,. di
sini pada malam PASKA. Bekas Padri Thomas, mengatakan benar bahawa di sini pun ada di
buat Holy Water, tetapi Holy Water yang ini tidak digunakan sebagai air jampian.
Yang digunakan sebagaiair jampian ialah air Holy Water yang juga di buat pada malam
PASKA, tetapi menggunakan air daripada larutan janin hasil hubungan antara bakal
padri dengan nun. Padri dan nun sebenarnya tidak boleh kahwin, tetapi sebenarnya
mereka telah enjoy seks sepuas hati semasa mereka berada di dalam biara.
(kalau tidak percaya, sila tanya Padri Katholik yang berhampiran dengan anda-Padri
tidak boleh bohong! tidak boleh marah! kalau bohong , kalau marah, berdosa, kalau
berdosa siapa yang akan mengampun dosa kerana hanya padri sahaja yang boleh ampun
dosa. Pope sendiri walaupun tidak kahwin, tetapi beliau mempunyai ramai
pembantu-pembantu wanita!.(Cuba bayangkan!).Bekas Padri Thomas juga mengatakan
bahawa, keimanan sesaorang terhadap Jesus Christ sebagai Reedemer juga meningkat
apabila berada di dalam biara kerana seolah-olah pada masa itu terbayang dimata
mereka kehadiran Jesus Christ di sana.Bagaimana Jesus Christ, sebagai seorang anak
Tuhan boleh beserta dengan mereka yang melakukan maksiat!. Biasanya yang selalu
bersama-sama dengan pesta maksiat ialah Syaitan dan Iblis.

Bekas Padri Thomas juga ada menceritakan kejadian yang melucukan ketika beliau sedang
giat berdakwah menyebarkan agama Kristian di Indonesia. Pada suatu hari, beliau telah
dipanggil oleh seorang doktor dari sebuah hospital. Beliau dipanggil oleh doktor
tersebut kerana di hospital tersebut ada seorang penganut agama Kristian yang sedang
nazak. Doktor mengatakan bahawa pesakit tersebut tidak ada peluang untuk hidup. latas
beliau meminta bekas Padri Thomas untuk melakukan sesuatu kepada pesakit ini. seperti
kebiasaan yang dilakukan oleh bekas Padri Thomas, untuk membisikkan sesuatu ke
telinga orang yang hampir mati. Menurut bekas Padri Thomas, apa yang dibisikkan ke
telinga pesakit (seperti yang biasa dilakukannya ) ialah ' Nabi kamu SebenarNya nabi
Muhammad'. Peristiwa itu menjadi satu peristiwa yang menakjubkan dan melucukan kerana
pesakit yang hampir mati itu bangkit, dan menjadi kemudah menghibuhkan kepada orang
ramai tentang apa yang dibisikan oleh bekas Padri Thomas, lalu beliau menganut agama
Islam. menurut bekas Padri Thomas, bacaanyang dibuat oleh Padri semasa mengkebumikan
mayat orang Kristian (Khatolik) juga ada menyebutkan bahawa nabi yang sebenar ialah
nabi Muhammad.

Bekas Padri Thomas juga ada menceritakan peristiwa bagaiman beliau, yang merupakan
seorang bekas Padri, selalu sahaja, iaitu pada hari Ahad menerima pengakuan dosa
(Confession). Satu peristiwa yang amat menyentuh hatinya ialah peristiwa di mana
pada suatu hari, seorang yang telah kehilangan barang telah mengadu kepadanya tentang
kehilangan barang tersebut. Beliau hanya berkata dan memberi dorongan dan galakan agar
orang yang kehilangan barang tersebut bersabar. Pada hari Ahad minggu hadapannya,
seorang lelaki datang kepadanya untuk membuat pengakuan dosa (confession). Orang
tersebut telah mengaku bahawa ia telah mencuri barang orang yang mengadu minggu
yang lalu. Seperti biasa bekas Padri Thomas, mengampunkan dosa orang itu. Peristiwa
tersebut telah menimbulkan konflim dalam jiwa nya yang sememangnya telah ada dalam
dirinya, lalu beliau berkata mana keadilannya!. Manakan adil bagi seorang yang
kehilangan barang, mengadu nasib dan meratab kehilangan barang tiba-tiba apabila
pencurinya dengan senag diampunkan dosa. Kalau bagitu, mudahlah bagi sesaorang
melakukan dosa kemudian memohon ampun daripada Padri.Sekian dahulu.

Saya harap kawan -kawan saya dari penganut agama Kristian Khatolik tidak terguris
hati dengan tulisan ini, kerana saya hanya melaporkan sahaja apa yang diceritakan
oleh bekas Padri Thomas. kalau tak puas hati, sila hantar message pada saya
james@pkrisc.cc.ukm.my saya akan cuba terangkan lebih lanjut peristiwa-peristiwa
yang pernah berlaku kepada teman saya bekas padri Thomas Layde.
Sekian.WALLAHUALAM BISAWAB...

Saturday, July 2, 2016

MASALAH RUMAHTANGGA '

Pagi ini salah satu berita utama ialah kes seorang peguam syarie mempunyai masalah rumahtangga dengan isterinya. Beliau telah memfailkan Tuntutan kembali taat.

Semasa prosiding, seperti yang dilaporkan oleh wartawan:
"Bukan sahaja baju dan seluar plaintif tidak diuruskan defendan, malah pakaian anak- anak dibiarkan berlonggok tanpa dilipat.
"Defendan juga tidak mencuci pinggan mangkuk yang telah digunakan dan dibiarkan di dalam sinki," katanya.
Isu-isu seperti ini ditimbulkan. Sebenarnya sepanjang menjadi pengamal undang-undang, saya nampak banyak lagi alasan-alasan yang tidak munasabah, isu kecil dibesarkan yang dikemukakan oleh pihak suami atau isteri.

Dalam kes ini, Isteri beliau juga bekerja. Maknanya turut menyumbang kepada pendapatan keluarga. Isteri yang bekerja sudah tentu penat. Balik dari pejabat, di rumah kena lagi bekerja iaitu membasuh baju, mengosok baju, memasak, membasuh pinggan, menjaga anak dan menjaga suami yang memerlukan perhatian lebih dari anak.

Jadi bilakah masa isteri yang bekerja boleh rehat? Adakah membasuh baju mengosok baju memasak membasuh pinggan, vacuum rumah, menyapu, menukar lampin bayi, memandikan bayi dll hanya tugas seorang isteri? Dimanakah suami? Bekerja? Tapi isteri juga turut bekerja.

Perkahwinan adalah satu perkongsian untuk memperoleh Sakinah iaitu ketenangan, mawaddah iaitu kasih sayang dan warrahmah iaitu mesti ada belas ihsan. Jadi dalam perkahwinan harus ada persefahaman antara suami isteri terutama kepada isteri yang bekerja dan tidak mempunyai pembantu di rumah. Suami lah harus bantu isteri di rumah.

Kebanyakan masyarakat merasakan kerja rumah adalah tugas isteri. Rasulullah SAW juga kerap membantu isteri-isteri baginda didapur, pernah menjahit sendiri pakaian baginda yang koyak. Inilah contoh terbaik.
Jika isteri memasak, suami boleh membantu membasuh pinggan kotor. Jika isteri membasuh baju, suami boleh membantu mengosok baju. Jika isteri penat berjaga malam menjaga anak, suami boleh bangun pagi, siapkan anak-anak dan buat breakfast. Inilah konsep saling bantu membantu yang suami isteri perlu faham dan hadam.

Tiada salahnya suami membantu meringankan kerja rumah, seperti mana isteri yang bekerja meringankan tanggungjawab suami mencari nafkah untuk keluarga. Malah itu bukan sahaja dapat membantu isteri, malah akan dapat mengeratkan hubungan suami isteri. Isteri pun ada masa untuk mencantikkan diri untuk suami. Kalau sibuk kerja di pejabat, sibuk di rumah, bila masa nak cantik jadi supermodel? Lepas tu guna alasan isteri dah tak macam dulu, tak cantik dan mula pasang niat nak cari yang lain. Kalau kahwin lagi satu pun sama je. Tak bantu isteri kedua, nanti isteri kedua pun jadi macam isteri pertama. Isu nya ialah bukan cari lain, bantu isteri dalam kerja rumah, confirm 24-7 isteri cantik sentiasa untuk suami.

Masalah rumahtangga melanda semua orang tidak kira miskin kaya tua muda, doktor, kerani, pilot, guru dll. Peguam pun ada mempunyai masalah. Ini adalah salah satu dugaan dan ujian. Sebab itu dalam perkahwinan kena sentiasa bertolak ansur. Tapi jangan sampai menindas pasangan kita dari segi emosi dan fizikal.
Punca utama perceraian bukan kerana orang ketiga, punca adalah sebab di atas iaitu tiada konsep bertolak ansur dan saling bantu-membantu. Dari situ baru muncul pihak ketiga.